Senin, 26 Juli 2010

Mikosis Superfisialis

Mikosis superfisialis adalah penyakit infeksi mukokutaneus yang paling banyak dijumpai, disebabkan oleh infeksi jamur dengan kedalaman infeksi 1-2 mm. Penyakit ini timbul akibat perubahan lingkungan mikro di kulit, yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu dermatofitosis dan nondermatofitosis (Budimulja, 2002; Wolff, 2005; Odom dkk, 2000).

Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk (keratin), misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita (Budimulja, 2002). Terdiri atas:

a. Tinea kapitis
Tinea kapitis adalah kelainan kulit pada daerah kepala berambut yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita.

b. Tinea korporis
Tinea korporis adalah infeksi jamur dermatofita pada kulit halus (glaborous skin) di daerah muka, badan, lengan dan glutea.

c. Tinea kruris
Tinea kruris adalah penyakit infeksi jamur dermatofita di daerah lipat paha, genitalia, dan sekitar anus, yang dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah.

d. Tinea pedis et manum
Tinea pedis et manum adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita di daerah kulit telapak tangan dan kaki, punggung tangan dan kaki, jari-jari tangan dan kaki, serta daerah interdigital.

e. Tinea unguium
Tinea unguium adalah kelainan kuku yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita.

f. Tinea imbrikata
Tinea imbrikata adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur dermatofita yang memberikan gambaran khas berupa kulit bersisik dengan sisik yang melingkar-lingkar dan terasa gatal.

g. Tinea barbae
Tinea barbae adalah infeksi jamur golongan dermatofitosis yang mengenai daerah jenggot, jambang dan kumis.

Nondermatofitosis terdiri atas:
a. Pitiriasis versikolor
Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial pada lapisan tanduk kulit yang disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare. Infeksi ini bersifat menahun, ringan, dan biasanya tanpa peradangan. Pitiriasis versikolor mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha dan lipat paha.

b. Piedra
Piedra adalah infeksi jamur pada rambut, ditandai dengan benjolan (nodus) sepanjang rambut, dan disebabkan oleh Piedra hortai (black piedra) atau Trichosporon beigelii (white piedra).

c. Kandidiasis
Kandidiasis adalah penyakit kulit akut atau subakut, disebabkan jamur intermediat yang menyerang kulit, subkutan, kuku, selaput lendir dan alat-alat dalam.

By: my scription

Senin, 12 Juli 2010

Kondiloma Akuminata

Kondiloma akuminata adalah: vegetasi oleh kuman papiloma virus tipe tertentu, bertangkai, dan permukaan berjonjot.

Etiologi
Virus penyebabnya ialah Human Papilloma Virus (HPV), ialah virus DNA yang tergolong dalam keluarga virus papova. Masa inkubasi 3 minggu - 8 bulan. Sampai saat ini telah dikenal sekitar 70 tipe VPH, namun tidak semua dapat menyebabkan Kondiloma akuminata. Tipe yang pernah ditemui pada Kondiloma akuminata adalah tipe 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33, 35, 39, 41, 44, 51, 52, dan 56.
Beberapa tipe HPV tertentu mempunyai potensi onkogenik yang tinggi, yaitu tipe 16 dan 18.5 Tipe ini merupakan jenis virus yang paling sering dijumpai pada kanker serviks. Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai pada Kondiloma akuminata dan neoplasia intraepitelial serviks derajat ringan. 4,6 Tipe 6 dan 11 merupakan tipe umum yang dapat menyebakan lesi jinak pada Kondiloma akuminata.

Gejala Klinis
Tampak sebagai vegetasi bertangkai dan berwarna kemerahan. Permukaannya tidak rata tetapi berjonjot-jonjot, sehingga bila vegetasinya besar dapat dilewatkan sonde melalui celah-celah vegetasi lesi tersebut.
Predileksi lesi adalah daerah lipatan yang lembab, seperti di daerah genitalia eksterna. Pada pria sering ditemukan di prepusium, sulkus koronarius, pangkal penis, batang dan kepala penis, muara uretra eksterna, dan disekitar anus. Pada wanita lesi dapat terjadi di sekitar vulva, introitus vagina, dan kadang-kadang pada portio uteri.
Jika lesi mengalami infeksi sekunder, warnanya dapat berubah menjadi keabu-abuan atau kehitaman, erosif dengan aroma yang tidak menyenangkan (busuk).
Kondiloma akuminata dapat juga berupa pertumbuhan papilomatosa yang menyatu menjadi masa eksofilik seperti bunga kol, juga terdapat bentuk datar dan bentuk papul. Lesi bentuk papul biasanya terdapat pada daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian lateral, perianal dan perineum, dapat menyebabkan rasa nyeri, panas, rasa tidak enak dan kadang-kadang menimbulkan perdarahan.
Faktor-faktor yang mempercepat tumbuhnya Kondiloma akuminata antara lain higiene yang jelek, misalnya karena penderita tidak sirkumsisi sehingga banyak timbunan smegma pada prepusium, kehamilan, kelembaban (banyak keringat), dan penderita dengan lekore.
Vegetasi yang besar sekali disebut sebagai Giant condyloma (Tumor Buschke-Lowenstein) yang sering mengalami degenerasi keganasan, sehingga perlu biopsi untuk diagnosis.
Pada pemeriksaan fisik di daerah vulva, labia, mayora, dan minora, glands penis, prepusium serta korpus penis dengan efloresensi tumor yang permukaannya berbenjol-benjol menyerupai kembang kol, warna merah dan konsistensi lunak, dapat berbentuk hiperplasia, tidak rata.

Minggu, 04 Juli 2010

OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Faktor Resiko Osteoporosis
1. Usia
2. Genetik: Etnis (kaukasia dan oriental > kulit hitam dan polinesia, Seks (wanita > pria), Riwayat keluarga.
3. Lingkungan: Defisiensi kalsium, Aktivitas fisik kurang, Obat-obatan (kortikosteroid, anti konvulsan, heparin, siklosporin), Merokok, alkohol, Resiko terjatuh yang meningkat (gangguan keseimbangan, licin, gangguan penglihatan)
4. Hormonal dan penyakit kronik
• Defisiensi estrogen, androgen
• Tirotoksikosis, hiperparatiroidisme primer, hiperkortisolisme
• Penyakit kronik (sirosis hepatis, gangguan ginjal, gastrektomi)
5. Sifat fisik tulang
• Densitas (massa)
• Ukuran dan geometri
• Mikroarsitektur
• Komposisi

Faktor resiko fraktur panggul
Terjatuh
1. Penurunan respons protektif
• Kelainan neuromuskular
• Gangguan penglihatan
• Gangguan keseimbangan
2. Peningkatan fragilitas tulang
• Densitas massa tulang rendah
• Hiperparatiroidisme
3. Gangguan penyediaan energi: Malabsorpsi

Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang diketahui penyebabnya. Pada tahun 1983, Riggs dan Melton, membagi osteoporosis primer atas osteoporosis tipe I dan tipe II. Osteoporosis tipe I disebut juga osteoporosis pasca menopause disebabkan oleh defisiensi estrogen akibat menopause. Osteoporosis tipe II disebut juga osteoporosis senilis disebabkan oleh gangguan absorpsi kalsium di usus sehingga menyebabkan hiperparatiroidisme sekunder yang mengakibatkan timbulnya osteoporosis. Belakangan konsep itu berubah, karena ternyata peran estrogen juga menonjol pada osteoporosis tipe II. Selain itu pemberian kalsium dan vitamin D pada osteoporosis tipe II juga tidak memberikan hasil yang adekuat.

Gejala Klinis Osteoporosis:
Fraktur kolum femoris pada osteoporosis, kesemutan dan rasa kebal di sektar mulut dan ujung jari pada hipokalsemia. Pada anak-anak, gangguan pertumbuhan atau tubuh pendek, nyeri tulang, kelemahan otot, kalsifikasi ekstraskeletal, ini mengarah kepada penyakit tulang metabolik. Fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan kalsium, fosfor dan vitamin D, latihan yang teratur yang bersifat weight-bearing. Minum obat-obat seperti kortikosteroid, hormon tiroid, anti konvulsan, heparin, antasid yang mengandung alumunium, sodium-fluorida dan bifosfonat etidronat. Alkohol dan merokok. Penyakit seperti penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin dan insufisiensi pankreas. Riwayat haid, usia menarke dan menopause, penggunaan obat-obat kontraseptif dan riwayat keluarga.

Etiologi Osteoporosis pada Laki-laki
1. Genetik
2. Hipogonadisme
3. Involusi
4. Penyakit dan obat-obatan
5. Idiopatik